Malaysia mengumumkan bahwa China bersedia untuk menandatangani perjanjian yang berkaitan dengan nuklir di wilayah ASEAN dengan catatan semua persyaratan dokumentasi terpenuhi. Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, menegaskan langkah ini merupakan komitmen nyata dari Beijing.
Dalam beberapa minggu terakhir, diplomasi seputar isu nuklir semakin mencuat. Apakah ini pertanda baik untuk keamanan kawasan? Sebuah pertanyaan yang mungkin mengganggu pikiran banyak orang, mengingat pentingnya isu senjata nuklir di dunia saat ini.
Kepastian China untuk Menandatangani Traktat Nuklir ASEAN
Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara, atau SEANWFZ, merupakan perjanjian yang dirancang pada tahun 1995 untuk memastikan bahwa negara-negara di ASEAN tidak akan mengembangkan, memproduksi, atau memiliki senjata nuklir. Menurut Hasan, selama pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Kuala Lumpur, China memberikan sinyal positif dengan berjanji untuk menandatangani traktat tersebut tanpa syarat.
Ini adalah langkah signifikan karena traktat ini telah ditandatangani oleh semua negara anggota ASEAN, namun hingga sekarang belum ada satu pun negara nuklir yang bersedia menandatanganinya. Keberadaan China sebagai negara besar dengan kekuatan nuklir yang diakui oleh Perjanjian Non-proliferasi Senjata Nuklir (NPT) membuat janji mereka menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dicatat.
Implikasi Strategis dan Langkah Selanjutnya
Partisipasi aktif China dalam perjanjian ini dapat membawa perubahan besar dalam dinamika keamanan regional. Kebijakan luar negeri mereka yang mendukung trukta ini menjadi sinyal positif untuk negara-negara ASEAN lainnya, serta dapat mendorong negara-negara nuklir lainnya untuk bergabung dan menandatangani perjanjian serupa. Namun, tantangan masih ada, mengingat belum ada langkah konkret dari negara-negara lain dalam perjanjian ini.
Dalam konteks ini, penting bagi ASEAN untuk tetap menjaga dialog dan diplomasi terbuka dengan negara-negara nuklir, untuk memastikan bahwa kawasan ini tetap aman dan bebas dari senjata nuklir. Penekanan pada pentingnya perjanjian ini juga menggambarkan keinginan negara-negara di kawasan untuk mencegah potensi konflik yang disebabkan oleh perlombaan senjata.