Kegiatan nonton bersama film anak, yang melibatkan 500 anak dari kelompok marginal, diadakan baru-baru ini di Medan. Acara ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga yang berperan aktif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak-anak di wilayah tersebut.
Dengan semangat ceria, anak-anak yang berpartisipasi menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Mereka sangat senang mendapat kesempatan untuk menonton film berjudul ‘Jumbo’, yang diadakan di bioskop lokal. Seperti yang diungkapkan oleh banyak anak, momen ini menjadi salah satu pengalaman yang berharga bagi mereka.
Kegiatan Edukasi dan Hiburan untuk Anak-anak
Kegiatan ini tidak sekadar menonton film, tetapi juga dilengkapi dengan kuis berhadiah yang melibatkan interaksi langsung. Kuis tersebut menarik perhatian anak-anak dan menambah keceriaan acara. Dalam suasana yang penuh tawa, anak-anak berkesempatan untuk memenangkan sepeda, sebuah hadiah yang sangat diminati. Saat mengumumkan pemenang, suasana semakin meriah saat salah satu anak dengan senyum lebar menerima hadiah dari penyelenggara.
Selain kesenangan, acara ini juga memberikan nilai edukatif yang tinggi. Dengan tujuan memberikan pengalaman baru, anak-anak diajak untuk melakukan city tour yang menggugah rasa ingin tahu mereka. Mereka mengunjungi sejumlah tempat seperti Dinas Pemadam Kebakaran, Istana Maimun, dan PT Indofood. Pengalaman ini bertujuan untuk mengedukasi anak-anak, sekaligus mengenalkan mereka pada berbagai kegiatan yang ada di sekitarnya.
Kepedulian Terhadap Anak-anak Rentan
Dari kegiatan ini, tampak bahwa upaya pemerintah dalam menciptakan perlindungan dan pemenuhan hak anak tidak bisa dianggap sepele. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap kelompok rentan. Keputusan untuk mengajak anak-anak dari latar belakang marginal tidak hanya memfokuskan pada rekreasi, tetapi juga pada pendidikan yang bermanfaat.
Menerapkan pendekatan yang inklusif dan partisipatif, pemerintah berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, dari instansi pemerintah hingga lembaga swasta. Hal ini menunjukkan bahwa menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif tidak dapat berjalan sendiri, tetapi memerlukan kerjasama dari berbagai pihak. Dengan demikian, setiap anak, terutama yang berasal dari kelompok marginal, memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang.
Melalui rangkaian kegiatan ini, diharapkan akan ada peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengembangan anak-anak. Tidak hanya pada aspek hiburan, namun juga dalam hal pendidikan dan perlindungan dari risiko sosial. Kegiatan ini menjadi sebuah jembatan bagi anak-anak untuk mengenal dunia di luar rumah mereka, sekaligus menanamkan rasa kepedulian sosial sejak dini.