Anthony Ginting baru-baru ini mengungkapkan bahwa performanya saat ini masih berada di kisaran 60-70 persen setelah mengalami kekalahan di babak pertama China Open 2025. Ini menandakan bahwa meskipun ia telah berusaha keras, ada banyak aspek yang perlu diperbaiki dan disempurnakan dalam permainannya.
Ginting kalah dari Brian Yang, seorang pemain asal Kanada, setelah sempat memimpin di gim pertama dengan skor 21-9. Namun, keadaan berbalik dan Ginting akhirnya menyerah dengan angka 16-21, 14-21. Ini menimbulkan keprihatinan, terutama mengingat ia telah absen dari kompetisi selama enam bulan, yang mempengaruhi kemampuannya untuk beradaptasi dengan atmosfer pertandingan.
Penilaian Performa Ginting di China Open
Ginting menilai bahwa kedua turnamen yang diikutinya, termasuk yang di Jepang, merupakan ujian awal baginya untuk kembali menemukan ritme dalam bermain. Memang, absen selama seis bulan bukanlah waktu yang singkat, dan faktor ini jelas memainkan peran dalam performa yang ditunjukkannya. Ia menyatakan, “Dari dua turnamen ini, saya bisa merasakan kembali atmosfer pertandingan, tekanan, dan ketegangan di lapangan.” Ini menunjukkan bahwa meskipun hasil bukan yang diharapkan, ada nilai penting dalam pengalaman yang didapat.
Statistik yang menunjukkan kekalahan di babak pertama di dua turnamen menandakan adanya kesulitan yang harus dihadapi. Ginting mencatat bahwa ia menemui hambatan dalam menerapkan strategi permainan yang telah disiapkannya. “Kondisi di sini cukup terasa menang dan kalah anginnya, dan itu membuat saya kurang bisa menerapkan strategi yang disiplin,” ujarnya. Di sinilah faktor eksternal seperti kondisi lapangan dan shuttlecock yang berbeda menjadi tantangan tersendiri bagi para atlet.
Taktik dan Adaptasi dalam Laga
Dalam menghadapi ketidakpastian yang muncul selama pertandingan, kemampuan untuk beradaptasi menjadi kunci. Ginting mengingatkan pentingnya tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga memperhatikan cara lawan bermain. Ia perlu lebih cepat dalam merespons strategi yang diterapkan oleh lawan. Ini adalah pelajaran berharga yang bisa diambil dari pengalaman pertandingannya di China Open dan Jepang. “Ada faktor eksternal yang harus diantisipasi, yang tidak saya dapatkan di latihan,” kata Ginting. Hal ini mengindikasikan pentingnya pengalaman bertanding dalam mengasah kemampuan seorang atlet.
Penutup yang bisa diambil dari perjalanan Ginting di turnamen ini adalah bahwa proses pemulihan dan adaptasi itu membutuhkan waktu. Meskipun baru mencapai 60-70 persen performa terbaik, ada banyak hal positif yang bisa diambil dari pengalaman ini. Upaya untuk terus berlatih dan meningkatkan standar permainan akan membantu Ginting bangkit kembali di turnamen selanjutnya. Dengan dukungan yang tepat dan dedikasi yang tinggi, kemungkinan untuk kembali ke performa puncaknya sangat besar. Diharapkan, Ginting dan para atlet lainnya dapat segera menemukan kembali ritme permainan dan dapat mengatasi berbagai tantangan yang selalu muncul dalam dunia kompetisi olahraga.