Perang kembali meletus di perbatasan Thailand dan Kamboja, mengangkat kembali sengketa lama yang selama ini tidak mendapatkan perhatian global. Konflik ini ditandai dengan serangkaian bentrokan militer yang meliputi serangan udara dan ledakan ranjau darat, sebuah dinamika baru dalam sejarah panjang perseteruan kedua negara.
Insiden terkini ini menarik perhatian internasional ketika dua prajurit Thailand mengalami cedera serius akibat ledakan ranjau dalam waktu singkat. Kejadian tersebut memicu Thailand untuk melancarkan serangan udara ke target militer Kamboja, yang kemudian dijawab dengan tembakan artileri dari pihak Kamboja.
Asal Usul Ketegangan Perbatasan
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja telah ada sejak lama, sering kali terjadi di wilayah yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, yang merupakan titik temu perbatasan antara ketiga negara: Thailand, Kamboja, dan Laos. Merefleksikan sejarah yang rumit, kedua negara saling menuduh telah melakukan provokasi dan tindakan yang memicu baku tembak. Meskipun ada niatan awal untuk meredakan ketegangan melalui jalur diplomatik, tindakan provokatif terus berlanjut dari kedua belah pihak.
Pihak Thailand memperketat pengawasan di pos perbatasan, membatasi lalu lintas warga, dan bahkan mengancam untuk memutus akses listrik serta internet di wilayah perbatasan Kamboja. Sementara itu, sebagai respons, Kamboja menghentikan impor produk pertanian dari Thailand dan melarang tayangan film serta drama dari negara tersebut. Ledakan ranjau baru-baru ini semakin memperburuk keadaan, dengan beberapa insiden yang menyebabkan prajurit Thailand mengalami cedera serius.
Konsekuensi Perang bagi Stabilitas Regional dan Domestik
Ketegangan di perbatasan ini membawa dampak bukan hanya bagi hubungan internasional, tetapi juga mengguncang stabilitas politik dalam negeri Thailand. Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, mengalami skorsing setelah percakapan rahasia dengan mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen, bocor ke publik. Dalam diskusi tersebut, ia mengkritik pendekatan militer Thailand terhadap sengketa perbatasan, sebuah langkah yang menambah ketegangan antara pemerintah sipil dan militer.
Krisis ini memperburuk situasi politik yang telah lama tidak menentu di Thailand. Paetongtarn, yang disebut-sebut sebagai perdana menteri termuda dalam sejarah negara, kini menghadapi ancaman pemecatan permanent dari jabatannya. Seiring dengan itu, kekhawatiran akan dampak konflik ini terhadap keadaan sosial, ekonomi, dan keamanan di kedua negara semakin meningkat, menciptakan ketidakpastian yang luas dan memicu berbagai spekulasi tentang masa depan hubungan antara Thailand dan Kamboja.