Fenomena sulitnya masyarakat dalam membayar cicilan kendaraan bermotor semakin terasa di Indonesia. Ini menciptakan dampak signifikan bagi industri leasing, yang mulai mengurangi volume kredit kendaraan bermotor. Kondisi ini mengindikasikan adanya perubahan perilaku pasar yang seharusnya menjadi perhatian serius bagi semua pihak yang terlibat.
Menurut informasi yang diterima, pemilik dari sebuah perusahaan penjualan mobil bekas mengungkapkan bahwa perusahaan leasing besar mengakui banyaknya konsumen yang terhambat dalam membayar angsuran. Situasi ini adalah cerminan dari kondisi perekonomian yang lesu, dengan semakin banyak individu yang kesulitan memenuhi kewajiban keuangan mereka.
Kondisi Perekonomian dan Pengaruh Keterlambatan Pembayaran
Masyarakat kini terjebak dalam situasi di mana mereka memaksakan diri untuk membeli kendaraan tanpa mempertimbangkan kemampuan finansial secara mendalam. Data menunjukkan bahwa kredit macet kini tidak hanya terjadi di kalangan konsumen baru, namun juga merambah pada mereka yang sudah menjalani angsuran selama beberapa bulan. Ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi yang dirasakan oleh banyak orang telah mengakibatkan fenomena tersebut.
Sejumlah ekonom memprediksi bahwa banyaknya individu yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) atau penurunan pendapatan yang signifikan menjadi penyebab utama berbagai masalah ini. Pada saat angsuran kendaraan terasa semakin berat, konsumen yang tidak siap secara finansial sangat mungkin mengalami kesulitan di bulan-bulan pertama pembelian. Tingginya tingkat cicilan yang ditawarkan oleh leasing tanpa disertai kesiapan finansial dari konsumen bisa menjadi bumerang bagi industri itu sendiri.
Tren Penjualan Mobil dan Dampaknya Terhadap Leasing
Terdapat penurunan yang jelas dalam angka penjualan kendaraan baru dan bekas di Indonesia. Data yang diungkap oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa penjualan mobil baru mengalami penurunan sebesar 18,8 persen selama tahun lalu, sementara sepeda motor tercatat turun 2,9 persen. Ini menunjukan bahwa daya beli masyarakat terus menurun.
Pada periode Januari hingga Juni 2025, jumlah penjualan mobil langsung ke konsumen atau retail berjumlah 390.467 unit, turun 9,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan lebih tajam terlihat pada bulan Juni 2025, di mana angka penjualan retail mencapai 61.647 unit, anjlok dibandingkan bulan Juni tahun lalu yang mencapai 70.290 unit. Jika dilihat dari keseluruhan angka wholesales, pabrik yang mendistribusikan kepada dealer juga mengalami penurunan sebesar 8,6 persen.
Data penjualan yang menurun tentu berimplikasi langsung pada leasing, yang melihat ini sebagai sinyal bahwa masyarakat mulai lebih berhati-hati dalam mengambil kredit kendaraan. Untuk itu, strategi penjualan yang lebih manusiawi dan berbasis pada kebutuhan dan kemampuan konsumen perlu diterapkan agar lending tidak menjadi masalah di kemudian hari. Sementara itu, penting bagi industri untuk menghimpun data yang lebih akurat mengenai kebiasaan dan kemampuan bayar konsumen.
Dengan melihat segala aspek ini, diharapkan kedepannya baik perusahaan leasing maupun konsumen dapat berkolaborasi dalam menciptakan solusi yang lebih baik, sehingga kredit macet dapat diminimalisir dan sektor industri kendaraan bermotor dapat kembali stabil.