GIIAS 2025 telah menjadi sorotan utama dunia otomotif di Indonesia dengan data pembiayaan kendaraan yang mengejutkan. Meskipun adanya anggapan bahwa pameran ini minim transaksi, realitas di lapangan menunjukkan sebaliknya. Pembiayaan kendaraan mencapai angka yang signifikan, mematahkan stereotip tentang pengunjung yang hanya sekadar melihat-lihat tanpa niat membeli.
Dengan adanya fenomena sebutan “Rohana” dan “Rojali”, masyarakat menjadi lebih selektif dalam melakukan pembelian. Rohana dianggap sebagai pengunjung yang hanya bertanya, sedangkan Rojali adalah mereka yang jarang melakukan pembelian. Fenomena ini menciptakan keraguan di kalangan pelaku industri apakah GIIAS 2025 akan mampu menarik transaksi yang substansial.
Transaksi Meningkat di GIIAS 2025
Selama 11 hari penyelenggaraan GIIAS 2025, total transaksi pembiayaan kendaraan mencapai Rp2,4 triliun, jauh melampaui target awal yang ditetapkan sebesar Rp2,2 triliun. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada kekhawatiran tentang pengunjung yang hanya melihat-lihat, faktanya banyak yang tertarik untuk melakukan pembelian. Transaksi ini diwakili oleh 6.406 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK), yang menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor pembiayaan kendaraan.
Pencapaian ini tidak terlepas dari keberhasilan sembilan unit bisnis yang bergerak di bidang pembiayaan, asuransi, dan keuangan digital. Dengan memberikan layanan yang sesuai, mereka berhasil menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka mewujudkan impian memiliki kendaraan. Hal ini adalah indikator positif tentang pemulihan minat masyarakat dalam melakukan transaksi pembelian kendaraan di tengah tantangan perekonomian.
Pengaruh Ekonomi Terhadap Kunjungan dan Transaksi
Jumlah pengunjung GIIAS 2025 tercatat sebanyak 485.569 orang, meningkat dari tahun sebelumnya. Meskipun demikian, beberapa pengamat berpendapat bahwa angka transaksi mungkin turun akibat kondisi perekonomian yang tidak stabil. Banyak pengunjung yang datang dengan niat untuk hanya melihat tanpa rencana membeli, memberi kesan bahwa ada sisi kelam dalam industri otomotif saat ini.
Sementara itu, pelaku industri telah menyesuaikan strategi mereka dengan situasi yang ada. Penawaran yang bervariasi dan inovatif menjadi kunci bagi kesuksesan dalam menarik lebih banyak transaksi. Dalam hal ini, pelajaran berharga dapat diambil dari pengalaman pameran sebelumnya, di mana pembiayaan kendaraan telah menjadi pendorong utama dalam mencapai keberhasilan pameran otomotif.
Secara keseluruhan, meskipun tantangan tetap ada, hasil dari GIIAS 2025 menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, pelaku industri dapat tetap bertahan dan bahkan berkembang di tengah kesulitan. Dengan menciptakan pengalaman yang menarik bagi pengunjung dan memberikan layanan yang sesuai kebutuhan, GIIAS 2025 menjadi bukti bahwa industri otomotif masih memiliki potensi untuk tumbuh.