Toyota Indonesia meluncurkan program baru dengan semangat mencari siswa berbakat melalui inisiatif Toyota Eco Youth. Penjajakan ini dimulai di SMAN 2 Sabang, Pulau We, yang merupakan pulau paling barat di Indonesia. Melalui langkah ini, Toyota menunjukkan komitmen untuk pendidikan yang berkelanjutan dan inklusif bagi semua pelajar, termasuk mereka di wilayah 3T (terpencil, terluar, dan terdepan), dengan tujuan memperluas partisipasi generasi muda terhadap isu lingkungan.
Sejak peluncurannya lebih dari sepuluh tahun lalu, program ini telah menjadi platform bagi pelajar SLTA untuk menciptakan berbagai inovasi yang berdampak nyata di lingkungan mereka. Namun, tantangan dalam geografi dan kurangnya akses informasi masih menyulitkan banyak sekolah di luar kota besar untuk terlibat secara optimal.
Perluasan Jangkauan melalui Inisiatif Baru
Lewat program Toyota Eco Youth Mencari Bintang, Toyota Indonesia berupaya memperluas jangkauan kompetisi dengan menyasar daerah yang selama ini belum terkena dampak program serupa. “TEY Mencari Bintang bukan hanya sebuah kompetisi, melainkan sebuah gerakan edukatif yang mengajak pelajar untuk menjadi agen perubahan di lingkungan mereka,” jelas seorang pemimpin Toyota selama kunjungan di SMAN 2 Sabang.
Setiap siswa diberi peluang untuk menunjukkan gagasan dan inovasi. Dengan pendekatan inklusif ini, diharapkan setiap pelajar, di mana pun mereka berada, memiliki kesempatan untuk bersinar dan berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau. Hal ini mencerminkan harapan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik melalui tindakan nyata dari generasi muda.
Peningkatan Kualitas Pendidikan di Aceh
Di samping kunjungan ke sekolah, Toyota Indonesia juga mengunjungi Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh. Di sana, seorang pemimpin Toyota memberikan kuliah tentang kepemimpinan dan nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan. Pertemuan ini juga mencakup peninjauan terhadap Lean Manufacturing Laboratory (LML), yang berfungsi sebagai fasilitas praktis bagi mahasiswa.
LML merupakan bagian dari upaya Toyota untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip lean manufacturing dalam pendidikan tinggi. Melalui fasilitas ini, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga dilatih untuk siap menghadapi dunia kerja dengan pemahaman praktis dan mentalitas perbaikan berkelanjutan (Kaizen). Kunjungan ini juga mencakup eksplorasi tujuh nilai utama kepemimpinan Toyota, yang memberikan kerangka kerja untuk produksi yang efisien dan berkualitas.
Nilai-nilai tersebut mencakup Integritas, Visi yang Jelas, Penghargaan, Kepemilikan, Inovasi, Kerja Sama, dan pentingnya mengomunikasikan masalah dengan cepat. Dengan pendekatan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu menciptakan budaya perusahaan yang positif dan inovatif di masa depan.
Kehadiran LML di USK menjadi penting dalam membangun link and match antara dunia industri dengan pendidikan tinggi. Sebab, pelajar diharapkan tidak hanya memahami teori, tetapi juga siap untuk mengaplikasikan dalam praktek di industri. Dengan fakta ini, jelas terlihat bahwa langkah yang diambil Toyota Indonesia membawa dampak yang signifikan bagi generasi mendatang serta lingkungan sekitar mereka.
Secara keseluruhan, melalui program-program ini, Toyota menunjukkan bahwa perhatian terhadap pendidikan dan lingkungan dapat bersinergi untuk menciptakan generasi muda yang lebih sadar dan bertanggung jawab. Ini bukan hanya tentang mencetak siswa menjadi kreator, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang lebih baik bagi masa depan.