Berita duka kembali menghampiri dunia keagamaan Indonesia dengan wafatnya KH. Muhammad Thoifur Mawardi, seorang ulama kharismatik yang meninggalkan jejak mendalam bagi banyak orang. Kiai Thoifur, pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid di Purworejo, meninggal dunia pada Selasa (19/8) sore, meninggalkan banyak kenangan dan teladan bagi umat. Kematian beliau bukanlah sekadar kehilangan seorang tokoh, tetapi juga menggugah kesedihan di hati umat yang telah mendapatkan bimbingan dan inspirasi dari beliau.
Hal ini semakin menegaskan pentingnya peran ulama dalam masyarakat, terutama sebagai pembimbing spiritual maupun politis. Mungkin kita sering mendengar istilah “cahaya umat” yang menggambarkan sosok-sosok ulama yang menjadi panutan. Kiai Thoifur adalah salah satu dari sekian banyak intelektual yang tidak hanya memahami ajaran Islam, tetapi juga mampu menginterpretasikannya dalam konteks kebangsaan dan kemanusiaan yang lebih luas.
Meninggalkan Warisan yang Tak Terlupakan
Kiai Thoifur lahir pada 8 Agustus 1955, dan merupakan putra dari KH. R. Mawardi. Beliau mengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid di Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Purworejo, dan mendidik banyak santri yang kini menjadi kader-kader ulama masa depan. Warisan ilmu dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh Kiai Thoifur menjadi fondasi penting bagi generasi muda dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Umum PKB, bahwa bangsa Indonesia kehilangan sosok yang menjadi cahaya dan teladan,” ungkapnya dengan penuh rasa duka.
Kemenangannya dalam mengajarkan dan membagikan ilmunya hingga ke Timur Tengah menunjukkan dedikasi dan kecintaannya pada dunia pendidikan. Kiai Thoifur sering melanglang buana, belajar dari berbagai pesantren terkenal di tanah air, termasuk Pondok Sugihan Kajoran dan Pondok Lasem. Pengalaman-pengalaman ini semakin menguatkan posisi beliau sebagai seorang ulama yang memahami kedalaman pengetahuan serta konteks lokal yang dihadapi masyarakat.
Penghormatan dan Kenangan yang Ditinggalkan
Kepergian Kiai Thoifur bukan saja ditandai dengan kesedihan dari keluarga dan santrinya, tetapi juga dari berbagai kalangan masyarakat. Pertemuan pemikiran antara agama dan politik yang sering beliau paparkan, menjadikan Kiai Thoifur sosok yang otoritatif dalam kajian-kajian publik. Nasihat-nasihat bijaknya mengenai integrasi nilai-nilai agama dalam kehidupan berbangsa membuat banyak orang merasakan kehilangan yang mendalam.
Pihak PC NU Purworejo, melalui Wakil Ketuanya, Abdul Aziz, menjelaskan bahwa Kiai Thoifur menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Tjitrowardojo. Kesehatan beliau, yang mulai menurun menjelang akhir hayat, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan sekaligus memberi perhatian kepada orang-orang yang memberi inspirasi dalam hidup kita. Kita sering menganggap bahwa para ulama adalah sosok yang selalu kuat dan tak tertandingi, namun kenyataan menunjukkan bahwa mereka juga manusia biasa yang memiliki batasan.
Cak Imin, dalam kenangannya, menyatakan bahwa Kiai Thoifur adalah sosok yang memberikan arahan dalam banyak hal, baik dalam agama maupun politik. “Nasihat dan teladan beliau menjadi suluh dalam setiap langkah,” ujarnya. Ini adalah gambaran nyata bagaimana seorang ulama dapat memengaruhi dan membentuk karakter masyarakat.
Melihat perjalanan hidup dan dedikasi Kiai Thoifur, kita diingatkan akan pentingnya meneruskan warisan yang ditinggalkan. Setiap umat, baik yang mengenal secara langsung maupun tidak, memiliki tanggung jawab untuk meneruskan nilai-nilai yang telah diajarkan. Mengedukasi generasi muda dengan ilmu pengetahuan yang berbasis pada moral dan etika sangatlah krusial, agar nilai-nilai keislaman tidak pudar oleh teknologi dan informasi yang seringkali bertentangan dengan ajaran agama.
Dalam skema besar keagamaan dan sosial, kehilangan seorang Kiai Thoifur adalah momen refleksi bagi kita semua. Kita perlu belajar untuk lebih menghargai dan mendukung ulama-ulama lain yang ada di lingkungan kita, agar teladan dan arahan yang telah mereka berikan dapat terus hidup dalam setiap tindakan dan keputusan kita. Semoga arwah beliau diterima di sisi-Nya dan segala amal ibadahnya mendapatkan tempat yang mulia.