Dalam upaya meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak dari latar belakang ekonomi lemah, program Sekolah Rakyat resmi diluncurkan. Sebanyak 275 siswa dari tiga lokasi di Aceh akan memulai tahun ajaran baru mulai Senin (14/7) untuk tahun ajaran 2025/2026.
Program ini menyasar siswa-siswa yang membutuhkan, di mana 100 siswa akan belajar di SMA Unggul Ali Hasyimi Aceh Besar, 100 siswa di Centra Darussa’adah, dan 75 siswa di Aceh Selatan. Setiap lokasi akan membentuk 11 rombongan belajar (rombel) dengan kapasitas 25 siswa per kelas.
Menyelami Pentingnya Sekolah Rakyat di Aceh
Dari pernyataan Kadis Pendidikan Aceh, Marthunis, pentingnya program ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan ketersediaan infrastruktur yang siap, program ini berpotensi menjadi titik balik bagi pendidikan anak-anak dalam kategori desil 1 dan 2, yang merupakan golongan masyarakat miskin dan sangat miskin. Dua bulan sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum telah menyelesaikan rehabilitasi gedung-gedung yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Program Sekolah Rakyat bertujuan untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya berpendidikan, tetapi juga berkarakter. Dengan pendekatan ini, sekolah berasrama ini menyediakan pendidikan gratis dari jenjang SD hingga SMA, yang selaras dengan visi pemerintah untuk memberdayakan anak-anak dari kelompok yang kurang beruntung. Penguatan karakter seperti nilai-nilai agama, kepemimpinan, dan keterampilan hidup menjadi bagian penting dari kurikulum pendidikan yang diterapkan.
Strategi dan Key Performance Indicators
Pemerintah menargetkan anak-anak jalanan juga menjadi peserta utama dalam program ini. Sistem seleksi yang berbasis pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) memberikan jaminan bahwa siswa yang terdaftar adalah yang benar-benar membutuhkan. Dengan akomodasi dan biaya pendidikan yang sepenuhnya ditanggung negara, Sekolah Rakyat menjadi sangat relevan dalam konteks kebijakan afirmatif untuk meningkatkan akses yang berkualitas bagi anak-anak dari golongan ekonomi terendah.
Dari sudut pandang strategi implementasi, penting untuk terus memantau dan mengevaluasi keberhasilan program ini. Misalnya, kinerja akademis siswa bisa menjadi indikator yang baik untuk melihat dampak nyata dari program ini. Selain itu, penguatan karakter harus diukur dari perubahan sikap dan perilaku siswa setelah menjalani pendidikan di Sekolah Rakyat.
Melalui penciptaan lingkungan belajar yang nyaman dan fasilitas lengkap seperti laboratorium, fasilitas olahraga, dan gedung serbaguna, Sekolah Rakyat diharapkan mampu memberikan pengalaman pendidikan yang menyeluruh. Dengan pendekatan ini, lulusan tidak hanya sekadar berpeluang melanjutkan pendidikan lebih tinggi, tetapi juga memiliki keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.
Dengan harapan yang tinggi, program ini dianggap sebagai langkah awal yang menjanjikan untuk mencapai pemerataan pendidikan di Indonesia, khususnya di Aceh. Diharapkan, misi untuk mencetak generasi yang lebih baik dan mampu keluar dari kemiskinan dapat terwujud.