Nama Mauro Zijlstra diproyeksikan menjadi striker untuk Timnas Indonesia dalam waktu dekat, seiring dengan proses naturalisasi yang tengah berjalan. Pertanyaannya, apakah sosok muda ini akan menjadi solusi di lini depan Skuad Garuda?
Saat ini, dokumen naturalisasi Zijlstra sudah diterima oleh pihak terkait untuk kemudian diteruskan ke lembaga legislasi. Namun, parlemen saat ini sedang dalam masa reses hingga pertengahan bulan Agustus. Ini berarti, rapat kerja dan sidang paripurna di lembaga legislasi baru bisa dilaksanakan setelah reses berakhir, dengan waktu kurang lebih dua pekan untuk menyelesaikan semua proses sebelum kalender FIFA Matchday berlangsung pada awal bulan September.
Pentingnya Adaptasi dalam Proses Naturalisasi
Dengan pengalaman dari proses naturalisasi sebelumnya, dua pekan bukanlah waktu yang terlalu sempit untuk merampungkan status pemain. Mengingat Zijlstra memiliki potensi yang menjanjikan, tampaknya ia akan segera membela Skuad Garuda pada FIFA Matchday dan putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Namun, penting untuk dicatat bahwa adaptasi Zijlstra di dalam tim menjadi salah satu tantangan. Sebagai striker muda yang baru mengawali karir di tim utama FC Volendam, ia harus cepat beradaptasi dengan gaya permainan dan dinamika dalam skuad Timnas. Dikenal sebagai pemain asal Zaandam, Belanda, yang lahir pada 9 November 2004, Zijlstra baru saja dipromosikan ke tim utama dan berusaha mendapatkan jam terbang yang lebih banyak.
Menelusuri Rekam Jejak dan Peluang
Mauro Zijlstra menunjukkan tajinya dengan mencetak enam gol dari 19 pertandingan di divisi kedua Liga Belanda musim lalu, dan juga menyumbangkan satu gol di KNVB Cup. Dengan kontribusinya yang signifikan, FC Volendam berhasil meraih juara di kasta kedua dan promosi ke Eredivisie, liga tertinggi di Belanda. Ini menjadi sinyal positif bagi Zijlstra, yang kini menghadapi tantangan lebih besar.
Namun, di tengah tantangan tersebut, Zijlstra juga memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya sebagai pemain yang berpotensi besar. Satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana ia bisa menyesuaikan diri dengan rekan-rekannya di Timnas Indonesia. Dalam konteks ini, kehadiran Zijlstra di tim senior lebih penting daripada bermain di level U-23, mengingat situasi lini depan yang cukup kritis saat ini.
Timnas Indonesia memang sedang mengalami situasi sulit dengan cedera yang menimpa beberapa pemain kunci. Penyerang Ole Romeny, yang cedera pada Piala Presiden 2025, menjadi salah satu kehilangan besar bagi tim. Dalam FIFA Matchday mendatang di awal September, penting bagi pelatih untuk mengoptimalkan strategi dan menguji berbagai taktik, termasuk potensi Zijlstra untuk mengisi posisi penyerang.
Bersamaan dengan itu, ada beberapa alternatif lain yang dapat dipertimbangkan, seperti Rafael Struick, Dimas Drajad, atau Ramadhan Sananta. Namun, ketiga pemain tersebut belum terbukti seefektif Zijlstra dalam mencetak gol di kotak penalti lawan. Momen FIFA Matchday ini juga krusial untuk beradaptasi dan mempersiapkan diri menghadapi ujian sesungguhnya di kualifikasi Piala Dunia.
Persaingan di Grup B kualifikasi ini sangat ketat, di mana Indonesia harus bersaing dengan tim kuat seperti Irak dan Arab Saudi. Menghadapi tantangan di luar negeri, terutama di Arab Saudi, memang bukan hal mudah. Dengan hanya juara grup yang mendapatkan tiket langsung ke Piala Dunia, setiap pertandingan akan menjadi sangat krusial.
Besar harapan agar Mauro Zijlstra dapat menjadi solusi di tengah berbagai kendala yang dihadapi oleh Timnas Indonesia. Apakah ia akan bisa menunjukkan performa yang menjanjikan dan membawa harapan baru bagi skuad Garuda? Waktu akan menjawab.