Produksi mobil listrik di Indonesia saat ini sudah menyentuh fase yang krusial, namun sayangnya hasilnya masih jauh dari harapan. Target ambisius yang dicanangkan pemerintah untuk memproduksi kendaraan ramah lingkungan ini tampaknya belum dapat tercapai dengan baik.
Menurut data terkini, hingga pertengahan 2025, hanya sekitar 25.861 unit mobil listrik yang berhasil diproduksi, sementara target yang ditetapkan mencapai 400 ribu unit. Fakta ini menunjukkan adanya ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian produksi yang diharapkan, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas strategi pendorong industri kendaraan listrik nasional.
Kondisi Terkini Produksi Mobil Listrik
Produksi mobil listrik di Indonesia masih berada jauh di bawah harapan pemerintah. Hal ini disampaikan oleh perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang mengungkapkan bahwa terdapat celah yang cukup besar antara realisasi dan target. Menurut Atong Soekirman, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Industri Logam, Mesin, Transportasi, Elektronika, dan Komoditas, perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap strategi yang diambil untuk mempercepat pengembangan industri ini.
Ini adalah tantangan besar bagi Indonesia yang berkomitmen untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Dari data yang ada, angka penjualan mobil listrik memang lebih tinggi dibandingkan produksi, mencapai 43.189 unit. Ini mengindikasikan bahwa banyak kendaraan listrik yang beredar di pasar adalah hasil impor. Melihat keadaan ini, tentu saja menjadi jelas bahwa upaya untuk mencapai kemandirian dalam produksi mobil listrik harus segera diperbaiki.
Strategi dan Tantangan dalam Produksi Mobil Listrik
Pemerintah juga telah merumuskan peta jalan yang menjelaskan langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitas produksi mobil listrik. Dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6 Tahun 2022, ditetapkan target produksi untuk mencapai 400 ribu unit pada tahun 2025, meningkat menjadi 600 ribu unit pada tahun 2030, dan 1 juta unit pada tahun 2035. Namun, keberhasilan mencapai target ini tergantung pada berbagai faktor, termasuk investasi dalam infrastruktur, teknologi, serta kebijakan pendukung yang tepat.
Beberapa tantangan yang dihadapi mencakup kurangnya fasilitas penelitian dan pengembangan, serta ekosistem industri pendukung yang masih belum matang. Tanpa investasi yang signifikan dalam fasilitas produksi dan pengembangan teknologi, angka produksi yang semakin jauh dari target dapat menjadi kenyataan yang sulit untuk dihindari. Selain itu, daya tarik pasar terhadap mobil listrik juga harus dipupuk melalui pendidikan kepada masyarakat mengenai keunggulan dan manfaat dari kendaraan ini.
Penutup dari berbagai analisis ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki jalan panjang untuk mencapai cita-cita mobilitas ramah lingkungan. Di era modern ini, mengadaptasi dan menerapkan teknologi terbaru menjadi kebutuhan yang mutlak. Oleh karena itu, perlu langkah-langkah konkret dari pihak pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan industri mobil listrik yang berdaya saing dan berkelanjutan.