Kepala Badan Pangan Nasional membeberkan cara membedakan beras premium dan medium, mulai dari segi harga hingga ciri fisik.
Menurut pengamat pangan, beras premium umumnya dijual dengan harga berkisar Rp14 ribu-Rp16 ribu per kilogram (kg), sedangkan beras medium ada di kisaran Rp12 ribu. Dengan harga yang berbeda, penting untuk memahami karakteristik yang ada pada kedua jenis beras ini.
Perbedaan Ciri Fisik Beras Premium dan Medium
Pada umumnya, beras medium memiliki proporsi butir patah atau broken rice yang lebih tinggi, mencapai sekitar 25 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas beras ini cenderung lebih rendah dibandingkan beras premium yang didominasi oleh butir utuh. Jika Anda menemukan beras dengan banyak patahan, kemungkinan besar itu termasuk dalam kategori medium.
Dalam industri pangan, kualitas sangat menentukan harga. Beras premium, dengan butir yang utuh, memiliki texture dan rasa yang lebih baik, tidak hanya memberikan kepuasan konsumsi tetapi juga nilai ekonomis bagi petani dan produsen. Oleh sebab itu, mengenali ciri fisik beras sangat penting dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Kualitas dan Standarisasi Beras di Pasaran
Pentingnya peraturan dalam industri beras tidak bisa diabaikan, karena dapat membantu konsumen memahami kualitas yang mereka beli. Peraturan tentang spesifikasi teknis beras, termasuk kadar air, kadar patah, dan derajat sosoh, sangat penting untuk mengetahui apakah suatu beras memenuhi standar tertentu. Ini menjadi panduan bagi kita sebagai konsumen dalam memilih jenis beras yang tepat.
Selain itu, ada juga istilah ‘oplosan’ yang sering kali menjadi pembicaraan. Oplosan, dalam konteks beras, biasanya memiliki konotasi negatif. Sebuah pencampuran antara beras dengan kualitas berbeda dianggap oplosan jika tujuannya hanya untuk mendapatkan keuntungan tanpa memperhatikan kualitas. Namun, pencampuran beras bisa menjadi praktik yang sah jika dilakukan untuk mencapai karakteristik rasa dan tekstur tertentu tanpa mengorbankan kualitas.
Dalam praktiknya, beras kepala (butir utuh) dapat dicampur dengan broken rice hingga 15 persen untuk menghasilkan beras premium. Melalui pencampuran yang bijak, seharusnya bisa dihasilkan produk berkualitas tinggi yang sesuai dengan preferensi konsumen, seperti beras pera untuk nasi goreng dan beras pulen untuk konsumsi harian.
Akhirnya, untuk memastikan kualitas beras secara akurat, konsumen disarankan untuk melakukan uji laboratorium. Meskipun perbedaan visual dapat dikenali, tetapi pengujian laboratorium akan memberikan hasil yang lebih akurat terhadap jenis dan kualitas beras yang dibeli.