Penyebab anjloknya harga mobil listrik bekas di pasaran ternyata bukan hanya terkait dengan keraguan konsumen terhadap teknologi ramah lingkungan, tetapi juga dipengaruhi oleh strategi penetapan harga dari agen pemegang merek. Banyak pedagang mobil bekas merasa kebingungan ketika harus menentukan harga jual karena kondisi tersebut.
Keberadaan harga mobil baru yang terus dipangkas oleh agen pemegang merek membuat persaingan menjadi ketat. Apakah konsumen akan memilih mobil bekas yang masih dalam kondisi baik namun harganya lebih tinggi dibandingkan mobil baru yang lebih terjangkau? Ini menjadi pertanyaan penting yang mengganggu pasar mobil bekas.
Strategi Harga dari Agen Pemegang Merek
Proses penentuan harga mobil baru oleh agen pemegang merek berpengaruh besar terhadap penjualan mobil bekas. Misalnya, harga mobil listrik baru yang bisa turun drastis dari Rp500 juta menjadi hanya Rp350 juta sangat memengaruhi persepsi konsumen terhadap nilai jual mobil bekas. Pedagang mobil bekas pun terpaksa mengikuti kebijakan harga yang ditetapkan oleh agen tersebut.
Azka, seorang Chief Operating Officer dari sebuah dealer mobil, menjelaskan bahwa bisnis jual beli mobil bekas harus beradaptasi dengan cepat. Jika harga pasar mobil baru menjadi lebih murah, wajar jika harga mobil bekas jadi tidak stabil. Di satu sisi, mobil bekas yang masih dalam kondisi baik bisa turun hingga 50% dari harga awalnya, dan tentu saja ini membuat konsumen lebih cenderung beralih ke mobil baru.
Persepsi Konsumen terhadap Mobil Listrik
Tidak hanya harga yang menjadi faktor utama, tetapi juga kepercayaan konsumen terhadap mobil listrik itu sendiri. Banyak yang masih meragukan kehandalan dan biaya pemeliharaan baterai. Masyarakat cenderung merasa khawatir jika baterai mengalami kerusakan, terutama karena biaya penggantian yang mahal. Belum lagi isu mengenai ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang belum merata, menambah keraguan dalam memilih mobil listrik.
Sebagai contoh, model-model baru seperti BYD Seal Premium dan Hyundai Ioniq 5, meskipun menawarkan fitur-fitur yang modern, tetap saja menghadapi tantangan di pasar mobil bekas. Ketika harga mobil baru itu turun secara signifikan, konsumen lebih memilih untuk membeli yang baru karena perbedaan harga yang terlalu mencolok.
Melihat situasi ini, penting bagi agen pemegang merek untuk tidak hanya fokus pada penetapan harga yang kompetitif, tetapi juga memberikan edukasi kepada konsumen tentang keunggulan mobil listrik. Hal ini menjadi kunci dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat dan mendorong pertumbuhan pasar mobil listrik di masa depan.